Kubuka – Xar & Vicattan #3

Bingung.

Itu kesan pertama baca buku ini. Alasannya apalagi kalau bukan kena sindrom Over-PeDe akut. Sok yakin bisa nge-review langsung dari buku #3, puh! Jadi review kali ini pun sederhana (kayak pernah kagak sederhana aja review luh!; said the little voice)

Oke ini dia posting review yang harusnya terbit tanggal 16-4-2012. Maaf…….

*SPOILER ALERT* Buku ini diawali dan diakhiri dengan adegan pasangan muda-mudi beraroma tragis *SPOILER ALERT* Eh, jangan salah! bukan tragis macem itu kok. Tapi tetep nyesek. Meminjam istilah salah satu reviewer di goodreads, “ini bukan sad-ending, tapi nyesek-ending!”

Tak aneh jika suatu novel fantasy berakhir dengan campuran half sad – half happy ending. Fantasy pada umumnya sebenarnya merupakan nukilan kehidupan itu sendiri. Seperti dalam dunia nyata, dalam dunia Xar & Vicattan ini pun harus merasakan akibat dari pilihan yang mereka ambil dalam hidup. Memilih dengan secara buta mendengarkan suara yang tak tahu darimana sumbernya jelas merupakan resep utama untuk BAHAYA KEHANCURAN DUNIA.

Keunggulan buku ini terletak pada penyusunan rangkaian peristiwanya yang runut. Dengan mengabaikan gaya bahasa yang terus terang tidak klik dengan selera saya, ceritanya sangat mengalir. Saya membaca buku ini sambil mengantre 28 nomor antrian di bank. Selama mengantre tersebut saya terserap pada cerita empat orang ahli waris cahaya ini. Tak terasa setengah buku habis.

Satu kekurangan lain yang saya rasakan dalam ceritanya adalah saat final-battle terkesan terlalu dipercepat sehingga pace yang dibangun sejak awas menjadi terasa sangat anti-klimaks. Pertentangan batin Dalrin rasanya kurang dieksplorasi sehingga transisinya menjadi kurang epik. Kalo tidak mungkin buku ini sudah menjadi buku super-nyesek-ending ala Harry Potter 😀

Mungkin karena saya belum membaca buku seri ahli waris cahaya #1 dan #2 saya juga sangat sulit menyelami tata kebudayaan dan penamaan di dunia Xar & Vicattan. Walaupun sudah dibantu dengan adanya glosarium tetap saja perlu waktu untuk mengingat berbagai istilah yang dibuat sedemikian rupa dari huruf-huruf yang sangat jarang dipakai dalam Bahasa Indonesia. X & V benar-benar membuat kening berkerut untuk penamaan tokoh-tokohnya.

Sepertinya saya harus membaca prekuel buku ini. Ada yang mau memberi? *kedip-kedip*

PS. Bang Boni bilang lagi ada pembicaraan untuk membuat cerita lepasan tentang dunia X & V ini loh……….

posting ini dibuat dalam rangka posting bareng @BBI_2011 Bulan April 2012 bagi penerima buntelan X&V #3 dari penerbit Adhika Pustaka

Buka Ocehan Anda di Sini...............